Sunday, December 27, 2015
Refleksi Sang Kala
Kala berputar
Dalam alur yang maju
Melangkah cepat
Buat manusia mengikuti meski diantaranya berbicara mengenai kala dalam ilusi
Ilusi yang kadang membuat manusianya merasa puas untuk berdiri di sebuah titik yang salah , terbutakan oleh maunya menunggu dalam bayangan yang kadang sudah melepuh juga.
Dan tetap menunggu karena bayangnya menunjukan bahagia yang berada dalam goncang.
Goncang bayang kebahagiaan yang melompong buat nyata menjadi buram.
Buram yang dipaksakan sambil mencuri dari kebaikan yang tak pernah dipikirkannya Karena sibuk memikirkan goncang kebahagiaan sendiri.
Tak menerima nyata dan terus mengecap di dunia bayang bahagia melompong.
"Sadar hei kamu sadar bisa tidak?!"
Si sadar terhentak sapaan, namun goncang bayang bahagia sisipi pikirnya untuk menghalau sadar.
Dibuangnya sadar untuk paksa apa yang bisa dipaksa, lagi-lagi hanya untuk membahagiakan sendiri dalam puas yang membabi-buta entah hingga kapan.
Sadar kadang muncul untuk terima nyata.
Namun lagi-lagi bayang goncang bahagia memaksa kehendak yang berputar-putar.
Dibalik tatap di persembunyiannya tetap berkomat-kamit menunggu mangsa kembali.
Aaaah betapa hingar-bingarnya penghidupan ini, mengapa tak kau kurung saja sang bayang goncang bahagia untuk tak sisipi nyata dan buramkan hidup?
Jangan mengganggu, karena kala akan selalu berjalan tanpa menunggumu yang selalu sibuk berpikir buram untuk mangsamu kembali.
Kala menoleh dalam bisu selalu melihat janggal dari perputaran ketidakbahagiaan si goncang bahagia. Kala tak kan bersuara hanya diam seribu bahasa melihat benang-benang kusut goncang bahagia yang tak pernah sadar untuk hidup.
Aaahhh goncang bahagia andai kau lepaskan semua dan tak lagi kehilangan menjadi sahabat baikmu.
Mulailah melihat padaNYA, karena kau berada di duniaNYA.
Pikirlah mengapa kekusutan selalu berada pada perjalanan panjangmu.
Mungkin sekali mengambil kebaikan untuk disisipi beribu niat darinya melemparmu kemana-mana.
PS:
cermin itu ada dimana-mana
Ini hanya sebagian refleksi hidup dari banyak cerita yang lewat.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment