Wednesday, November 8, 2017
Percakapan Tuan dan Pembantu
Suatu hari seorang Tuan berbicara tentang kesulitannya pada pembantunya.
Jatuh... Menolak... Terbang lalu jatuh lagi, bukan yang pertama kalinya bik saya begini.
Dari sekian banyak keadaan itu, kayaknya kita sama bi. Hidup tuh ya gitu...
Bibi pun berkata, sama Tuan? Ya gak lah pak kita gak sama. Kita mungkin punya topik yang sama tapi keadaan yang berbeda.
Maksud Bibi? Bapak meratiin gak pas lagi jatuh bangun itu, bapak ada di kondisi yang mana. Bapak dikelilingi dengan sekian banyak keberuntungan, diberi teman-teman yg menguatkan itu kebahagiaan lo pak. Lain dengan kami yang kadang susah payah berdiri karena gak ada seorang pun yang ada. Tapi bukan berarti kami tak bisa bertahan dengan kehidupan ini. Terus, apa yang bibi lakukan sampai bisa bertahan hingga sekarang? Saya berdoa pak, meminta padaNYA lalu berusaha. Terus? Terus pak berdoa nya. Haha bukan maksudnya setelah berdoa dan sebagainya gimana? Ooh... Abis itu teman-teman datang dari mana-mana pak, ajaib. Jadi kayak ditambah batere gitu pak. Abis itu saya bersyukur untuk segala pemberianNYA. Sejak saat itu pak saya gak lupa untuk terus bersyukur. Amiin pokoknya pak,kalo lagi mentok saya cerita sama DIA aja,lega bukan main pak. Tuan sedikit membisu sebelum kembali berkata-kata... Makasi bi! Bibi nanya deh sama sang Tuan, Buat apa pak? Tuan menjawab, bibi ngingetin saya untuk cerita sama DIA. Bibi juga ngingetin kalo di luar saya ada orang yang punya topik kesulitan sama dengan kondisi yang berbeda. Iya ya gak seharusnya saya ngerasa jadi yang paling menderita... Makasi banget bi! Lalu sang Tuan pun berlalu, sedangkan bibi hanya menatap Tuannya yang pindah ke ruangan lain.
Ceritanya selesai tapi pelajaran itu bisa kita simpen. Betapa baiknya Yang Maha sama kita.
Sampai ketemu di cerita lain yg ketemu di jalan :).
Tuesday, September 26, 2017
JalanNYA, rahasia :)
"Bayangkanlah... Hidup tak selalu indah".
Kurang lebih begitu sebuah lirik melayang di udara. Kesinambungan lirik itu silakan dinikmati sendiri. Lakukan saja pemaknaan dan ketika makna itu dirangkum oleh seringai, maka menyeringailah.
Yeap hidup memang tak selalu indah, namun bukan berarti keindahan yang belum tampak padamu diartikan sebagai akhir dari banyak hal yang terjadi.
Mmm kalau terlalu mengandai dan membenarkan pengandaian tanpa pengamatan secara luas ... Jangan heran kalau suatu hari akan ada manusia lain yang bertanya padamu, "emang lu Tuhan?"
Ketika Tuhan mencintai ciptaanNYA maka dia akan menampakan melalui berbagai cara yang tak pernah diduga bahkan pada manusia - manusia yang selalu menganggap yang paling berdaya. CaraNYA? Gak akan ada yang tahu dan terjadi.
Hidup memang gak selalu indah... Wajar ini kehidupan bukan cerita dalam film atau khayalan semata. That's why kalimat itu selalu ada :"manusia berusaha, Tuhan yang menentukan". Pun kau merasa "keukeuh" dengan semua pengandaian semoga bertemu sadar di jalan tentang kita yang manusia dan tak Maha.
Catatan berjalan, sampai ketemu di sari yang lainnya.
Saturday, September 23, 2017
Tak tik tuk
Tak tik tuk
Ketak ketik ketuk... Tanya tuk tuk lalu senyap sebelum si ketak ketik ketuk kembali berputar.
Berputar kearah mana saja yang dikehendakiNYA. Memandang sejauh mungkin untuk dipelajari lagi intisarinya.
Dan bertanya kemudian untuk mengisi titik-titik yang bergelimpangan sepanjang jalan.
#bukanpuisi
#lemparkata
Friday, February 24, 2017
Sejak kapan?
Sejak kapan?
Manusia dinilai dengan banyaknya kekayaan adalah kaya absolut?
Lalu?
Sejak kapan terjadi penjualan jiwa?
Hai para penjual dan pembeli jiwa, apakah Tuan yang membuatmu hadir di dunia menghendaki hal-hal itu?
Hanya bertanya pada kekayaanmu yang berjaya di masa berkepanjangan. Dan Hai kamu para pembeli dan penjual jiwa, mengertikah pertanyaan tentang 'kekayaan'mu?
Apa sesungguhnya arti kaya untuk kalian?
Ps: Bertanya pada dunia saja.
Monday, February 20, 2017
Cukup
Cukup
Apa itu cukup?
Seberapa tercukupi di lingkaran kecukupan?
Dan sesungguhnya manusia diberikan pelajaran untuk merasa cukup diantara hingar bingar kekurangan dan kelebihan.
Mendengar kecukupan pada sebuah lirik akhir 2 ini membuat sedikit berpikir.
Salahkah merasa cukup?
Ada beberapa tempat dimana cukup adalah cukup.
Dan apakah itu yang melebihi cukup? Mungkin sesuatu yang diluar kebiasaan NYA.
Sesungguhnya DIA mencukupi segala kebutuhan kehidupan di dunia.
Cukup itu seperti takaran tak tertawar.
Seperti bilangan tak terhitung.
Dalam cukup ada banyak sifat terpupuk untuk bernafas menjadi lebih kaya dalam kebaikan.
Cukup bukanlah drama.
Dia hidup menemani untuk menemukan titik - titik kehidupan baru.
Allah SWT selalu mempunyai cara terbaik untuk mengingatkan kita PadaNYA.
Wednesday, February 1, 2017
Sadap - cermin jiwa
Sadap!
Yaa ini jaman edan dimana ada orang-orang yang suka melakukan penyadapan demi entahlah pembenaran keyakinan akan sesuatu atau apalah istilahnya.
Sadap ini menjadi fenomena yang dibiasakan oleh pengikutnya, kalau sudah begitu akan terjadi pertanyaan oleh orang-orang yang tersadap.
Kenapa kita disadap?
Kok orang biasa disadap,situ sehat?
Mungkin gak yang suka nyadap jiwanya gak sehat?
Kalo untuk keperluan yang penting,dilakukan oleh yang kredibel untuk kepentingan investigasi yaa sudah begitu jalannya. Namun ketika itu dilempar ke objek yang bukan kapasitas sesungguhnya "untuk apa dilakukan?"
Sadap itu berkembang hanya disegelintir manusia dan kita mengerti tujuan itu. Namun ternyata sadap jadi ekspansi digunakan segelintir lainnya hanya untuk membenarkan keyakinan yang mungkin tak pernah dimengerti oleh siapa pun diluar si inisiator.
Yakin tidak semua yang menjadi inisiator bisa menghadapi impact dari idenya sendiri.
Satu sadap dengan pembenaran, biasanya akan membawa sekian tak terhingga feedback yang langsung mengarah pada si inisiator.
Kepada segelintir yang suka menyadap dalam rangka pembenaran, apakah hati kalian mati?
Toh sebenarnya hidup ini sudah ada yang memberikan kebebasan bernafasnya. Bernafas baik dengan jiwa yang sehat.
Jikalau dilakukan si pembenaran itu, berarti kalian tak berjiwa sehat dong?
Orang awam takkan mengerti Mengapa...tapi akan terlempar pikiran ttg jiwa tak sehat meski hanya terbesit dan berlalu.
Hai para sebagian penyadap, jika sehat jiwa takkan ada resah dimanapun apalagi jika terisi banyak petuahNYA di dalam (mu).
Cermin itu ada dimana-mana dan berlaku untuk semua yang bercermin. Cermin ada untuk melihat bukan menjadikan pembenaran sebagian keagungan.
Refleksi.
Hai segelintir penyadap, sudahkah kalian bercermin hari ini? Dan untuk setiap harinya.
Setelah bercermin, apakah kalian menemukan sesuatu yang positif atau negatif? Adakah keselarasan yang didapat setelah bercermin?
Semua jawaban hanya milik setiap pribadi, bedanya ketika penemuan rasa di keselarasan sepertinya kalian harus bersyukur. Mengapa? Karena Sang Maha Kuasa memberikan jawaban 2 pada semua pertanyaan.
Di dalam keselarasanNYA untuk mereka yang menemukan refleksi itu tak ada lagi unsur ngotot untuk melakukan pembenaran. Kelahiran jiwa yang sehat ada karena mau mengenali setiap petunjukNYA lalu menerimanya.
Lalu apa? Yaa berjalan sajalah dengan pegangan yang kuat PadaNYA akan menunjukan apa yang sebenarnya dicari dalam kehidupan yang singkat ini.
Hai segelintir penyadap, semoga hati kalian dibukakan selebar mungkin untuk mendapatkan petunjuk dan kehidupan berjalan semakin sehat.
Sadap - Jiwa - Cermin - Refleksi - NYA semua terhubung dan akan selalu terhubung.
Itu catatan kotak-katik-ketuk kali ini, setuju atau tidaknya berpulang kepada para pembaca. Semoga bermanfaat!
Subscribe to:
Posts (Atom)